LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI
LINGKUNGAN
PEMERIKSAAN
KUALITATIF PEMANIS MAKANAN MINUMAN
A. Hari, tanggal praktikum
Rabu, 30 Mei 2012
B. Materi praktikum
Pemeriksaan sakarin
dan siklamat
C. Tujuan praktikum
1. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan pemeriksaan kualitatif sakarin.
2.
Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan
kualitatif pemanis makanan / minuman yang mengandung siklamat.
D. Dasar teori
Sakarin adalah pemanis buatan yang
memiliki struktur dasar sulfinida benzoat. Karena tidak strukturnya berbeda
dengan karbohidrat, sakarin tidak menghasilkan kalori. Sakarin jauh lebih manis
dibanding sukrosa, dengan perbandingan rasa manis kira-kira 400 kali lipat
sukrosa. Namun sayangnya dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat
meninggalkan aftertaste pahit atau rasa logam. Untuk menghilangkan rasa
ini sakarin dapat dicampurkan dengan siklamat (akan dibahas di bagian 4) dalam
perbandingan 1:10 untuk siklamat.
Sakarin diperkenalkan pertama kali
oleh Fahlberg pada tahun 1879 secara tidak sengaja dari industri tar batubara.
Penggunaannya secara komersial sudah diterapkan sejak tahun 1884. Namun sakarin
baru terkenal oleh masyarakat luas setelah perang dunia I, di mana sakarin
berperan sebagai pemanis alternatif pengganti gula pasir sulit diperoleh.
Sakarin menjadi lebih populer lagi di pasaran pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Saat itu, sifatnya sebagai pemanis tanpa kalori dan harga murahnya menjadi faktor
penarik utama dalam penggunaan sakarin. Selain itu sakarin tidak bereaksi
dengan bahan makanan, sehingga makanan yang ditambahkan sakarin tidak mengalami
kerusakan. Sifat yang penting untuk industri minuman kaleng atau kemasan.
Karena itulah, sakarin dalam hal ini sering digunakan bersama dengan aspartame;
agar rasa manis dalam minuman tetap bertahan lama. Seperti yang sudah dibahas
sebelumnya, aspartame tidak bertahan lama dalam minuman kemasan.
Sifat fisik sakarin yang cukup
dikenal adalah tidak stabil pada pemanasan. Sakarin yang digunakan dalam
industri makanan adalah sakarin sebagai garam natrium. Hal ini disebabkan
sakarin dalam bentuk aslinya yaitu asam, bersifat tidak larut dalam air.
Sakarin juga tidak mengalami proses penguraian gula dan pati yang menghasilkan
asam; sehingga sakarin tidak menyebabkan erosi enamel gigi.
Sakarin merupakan pemanis alternatif
untuk penderita diabetes melitus, karena sakarin tidak diserap lewat sistem
pencernaan. Meskipun demikian, sakarin dapat mendorong sekresi insulin karena
rasa manisnya; sehingga gula darah akan turun.
( Fahlberg,1879).
Penggunaan
Sakarin sempat digunakan secara luas
sebagai pemanis dalam produk makanan kemasan (minuman atau buah kalengan,
permen karet, selai, dan permen), bahan suplemen (vitamin dan sejenisnya),
obat-obatan, dan pasta gigi. Selain itu sakarin juga digunakan sebagai gula di
restoran, industri roti, dan bahan kosmetik.
Keamanan
Sakarin mulai diteliti sejak lebih
dari 100 tahun yang lalu. Ahli yang pertama kali menentang penggunaan sakarin,
karena dianggap merugikan kesehatan; adalah Harvey Wiley. Menurut beliau,
sakarin memang manis seperti gula pasir biasa, namun karena struktur kimianya
yang menyerupai tar batubara; tetap saja yang dikonsumsi adalah tar batubara
yang seharusnya tidak dimakan. Namun pernyataan terus dibantah keras oleh
presiden Amerika Serikat saat itu, Theodore Roosevelt. Memang sejak pertama
diperkenalkan secara luas kepada masyarakat sampai saat itu, belum ada efek
buruk sebagai akibat konsumsi sakarin.
Sejak saat itu, keamanan penggunaan
sakarin terus diperdebatkan sampai sekarang. Adapun bahaya yang ditimbulkan
sakarin adalah efek karsinogenik. Pada sebuah penelitian di tahun 1977, mencit
percobaan mengalami kanker empedu setelah mengkonsumsi sakarin dalam jumlah
besar. Penentuan efek serupa pada manusia lebih sulit, karena sebagian besar
produk makanan yang ada saat ini menggunakan beberapa pemanis buatan sekaligus.
Penelitian oleh Weihrauch & Diehl (2004) menunjukkan bahwa konsumsi
kombinasi pemanis buatan dalam jumlah besar (>1.6 gram/hari) meningkatkan
risiko kanker empedu sebanyak hanya 1.3 kali lipat pada manusia. Namun pemanis
manakah yang menimbulkan efek ini tidak diketahui. Setelah beberapa tahun
meneliti, sebagian besar ahli akhirnya menyimpulkan bahwa sakarin tidak
bersifat karsinogenik pada manusia. (Harvey Wiley).
Siklamat adalah salah satu jenis
pemanis buatan yang cukup populer di Indonesia. Siklamat pertama kali ditemukan
oleh ilmuwan Michael Sveda dan Ludwig Audrieth dari University of
Illinois pada tahun 1937. Pemanis buatan jenis siklamat merupakan garam
natrium dari asam siklamat. Siklamat mempunyai sifat sangat mudah larut dalam
air dan mempunyai tingkat kemanisan 30 kali dari gula. Rumus molekul siklamat
adalah C6H11NHSO3Na. Rasa manis siklamat masih dapat dirasakan pada tingkat
pengenceran 1 : 10 ( dalam liter ). Nama lain siklamat dalam perdagangan
dikenal dengan sebutan antara lain: Assugrin, Sucaril dan Sucrosa
(Indriasari, 2008).
Pemanis buatan dapat menimbulkan efek negatif
bagi kesehatan manusia. Efek negatif tidak langsung seketika terjadi pada
manusia tetapi membutuhkan waktu lama karena terus berakumulasi di dalam
tubuh manusia. Efek negatif tersebut antara lain: dapat merangsang
pertumbuhan kanker kandung kemih, alergi, bingung, diare, hipertensi,
impotensi, iritasi, insomnia, kehilangan daya ingat, migrain dan sakit
kepala. Selain itu efek negatif pemanis buatan bagi anak-anak adalah merangsang
keterbelakangan mental; hal ini terjadi karena otak masih dalam tahap
perkembangan dan proses terakumulasi pemanis buatan pada jaringan syaraf
(Indoforum, 2008).
E.
Alat dan bahan
1.
Alat :
a.
Corong pemisah 50 ml
b.
Pipet ukur 1 ml, 5 ml, 10 ml
c.
Cawan porselin
d.
Tabung reaksi
e.
Kompor listrik
f.
Pipet tetes
g.
Tabung reaksi
h.
Sendok penyu
i.
Corong kaca
j.
Pro pipet
k.
Pipet ukur
l.
Kertas saring
2.
Bahan :
a.
Sample air minum berwarna
b.
Eter
c.
Aquadest bebas alkohol
d.
NaOH 20%
e.
HCl 10%
f.
Asam sulfat pekat
g.
Kertas lakmus
h.
Sampel minuman yang mengandung
siklamat.
i.
BaCl2
j.
HCl 10 %
k.
NaNO2
F. Langkah kerja
1.
Pembuatan
ekstrak eter
a.
Masukkan 25
ml sample sakarin kedalam corong pemisah 50 ml, kemudian diasamkan dengan HCL
10 %.
b.
Tambahkan 20
ml eter unutk mengektrasi.
c.
Setelah
terbentuk 2 lapisan, yang berwarna dibunag sedangkan yang bening atau tidak
berwarna ditampung kedalam 2 cawan porselin secara seimbang atau rata.
d.
Kemudian
diuapkan sampai kering.
2. Uji Rasa
a. Merasakan ekstrak eter pada cawan 1 yang sudah
kering.
3. Uji Resorcinol
a. Ekstrak eter pada cawan satunya ditambah sepucuk
sendok resorcinol dan beberapa tetes (2-4) H2SO4.
b. Diaduk hingga semuanya ekstrak larut.
c. Dipanaskan di atas kompor listrik sampai warna
hijau tua/coklat, lalu dinginkan.
d. Ambil sebagian larutan, pindahkan ke tabung
reaksi.
e. Menambahkan 2-3 ml aquadest bebas alkohol dan
tambahkan Na Oh 20 % sampai basa.
f. Cek dengan kertas lakmus.
g. Adanya warna hijau yang berpendar menunjukkan
adanya sakarin.
2.
Pemeriksaan siklamat
a.
Menyiapkan alat dan bahan yang
akan dipakai saat praktikum.
b.
Membilas alat dengan aquades.
c.
Mengambil cairan sampel
sebanyak 10 ml kemudian masukkan dalam tabung reaksi .
d.
Menambahkan sepucuk sendok
kristal BaCl2,kemudian di gojog
dibiarkan 5 menit kemudian disaring. Filtrate dibagi dalam 2 tabung reaksi, salah
satunya ditambah dengan HCl 10 % sampai asam dan sepucuk sendok kecil Kristal
NaNO2.
G.
Data praktikum
1.
Adanya
warna hijau yang berpendar menunjukkan adanya sakarin.
2.
Tabung yang di tambahkan
reagen lebih keruh ( terdapat endapan putih ) dari pada yang tidak di tambah
reagen.
H.
Pembahasan
Dalam
melakukan uji kadar sakarin dalam minuman ringan ini kita hanya menggunakan
sampel minuman sebesar 25 mL yang diambil dari 250 mL hasil pengenceran.
Masukkan ke corong pisah lalu ditambah dengan 10 mL HCl pekat, kemudian
ditambah eter lalu dikocok, pengocokan akan menimbulkan tekanan uap dalam
corong pemisah naik. Tekanan dalam corong pemisah dapat dihilangkan dengan
membuka tutup bagian atas atau bagian bawah ( ingat pada waktu ekstraksi corong
pemisah harus dalam keadaan miring ). Berhati-hatilah jangan sampai tangan anda
terkena eter karena tangan anda akan gatal. Karena berat jenis sakarin lebih
besar dari eter maka sakarin terletak di bawah dan warna hijau yang berpendar
itu menunjukkan adanya kandungan sakarin dalam sample.
Sampel sebanyak 10 ml ditambahkan sepucuk sendok Kristal
BaCl2 kemudian di gojog dibiarkan 5 menit kemudian di saring.
Filtrate di bagi menjadi 2 bagian salah satunya ditambah dengan HCl 10 % sampai
asam dan sepucuk sendok kecil Kristal NaNO2. Pada tabung yang
ditambahkan reagen hasilnya lebih keruh dan terdapat endapan keruh dari pada
yang tidak di beri reagen.
I.
Kesimpulan
Dari sample air minum yang
kami periksa menunjukkan hasil yang positif mengandung sakarin, karena adanya
warna hijau yang berpendar.
Kesimpulan dalam percobaan ini yaitu, sampel positif mengandung
siklamat.
No comments:
Post a Comment