Mari berbagi ilmu dan juga cintai lingkungan kita

Sunday, December 16, 2012

laporan praktikum toksikologi pemeriksaan sakarin dan siklamat


LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
PEMERIKSAAN KUALITATIF PEMANIS MAKANAN MINUMAN


A.    Hari, tanggal praktikum
Rabu, 30 Mei 2012

B.     Materi praktikum
Pemeriksaan sakarin dan siklamat

C.    Tujuan praktikum
1.      Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan pemeriksaan kualitatif sakarin.
2.      Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kualitatif pemanis makanan / minuman yang mengandung siklamat.


D.    Dasar teori
          Saccharin
Sakarin adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida benzoat. Karena tidak strukturnya berbeda dengan karbohidrat, sakarin tidak menghasilkan kalori. Sakarin jauh lebih manis dibanding sukrosa, dengan perbandingan rasa manis kira-kira 400 kali lipat sukrosa. Namun sayangnya dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat meninggalkan aftertaste pahit atau rasa logam. Untuk menghilangkan rasa ini sakarin dapat dicampurkan dengan siklamat (akan dibahas di bagian 4) dalam perbandingan 1:10 untuk siklamat.
Sakarin diperkenalkan pertama kali oleh Fahlberg pada tahun 1879 secara tidak sengaja dari industri tar batubara. Penggunaannya secara komersial sudah diterapkan sejak tahun 1884. Namun sakarin baru terkenal oleh masyarakat luas setelah perang dunia I, di mana sakarin berperan sebagai pemanis alternatif pengganti gula pasir sulit diperoleh. Sakarin menjadi lebih populer lagi di pasaran pada tahun 1960-an dan 1970-an. Saat itu, sifatnya sebagai pemanis tanpa kalori dan harga murahnya menjadi faktor penarik utama dalam penggunaan sakarin. Selain itu sakarin tidak bereaksi dengan bahan makanan, sehingga makanan yang ditambahkan sakarin tidak mengalami kerusakan. Sifat yang penting untuk industri minuman kaleng atau kemasan. Karena itulah, sakarin dalam hal ini sering digunakan bersama dengan aspartame; agar rasa manis dalam minuman tetap bertahan lama. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, aspartame tidak bertahan lama dalam minuman kemasan.
Sifat fisik sakarin yang cukup dikenal adalah tidak stabil pada pemanasan. Sakarin yang digunakan dalam industri makanan adalah sakarin sebagai garam natrium. Hal ini disebabkan sakarin dalam bentuk aslinya yaitu asam, bersifat tidak larut dalam air. Sakarin juga tidak mengalami proses penguraian gula dan pati yang menghasilkan asam; sehingga sakarin tidak menyebabkan erosi enamel gigi.
Sakarin merupakan pemanis alternatif untuk penderita diabetes melitus, karena sakarin tidak diserap lewat sistem pencernaan. Meskipun demikian, sakarin dapat mendorong sekresi insulin karena rasa manisnya; sehingga gula darah akan turun.
( Fahlberg,1879).
Penggunaan
Sakarin sempat digunakan secara luas sebagai pemanis dalam produk makanan kemasan (minuman atau buah kalengan, permen karet, selai, dan permen), bahan suplemen (vitamin dan sejenisnya), obat-obatan, dan pasta gigi. Selain itu sakarin juga digunakan sebagai gula di restoran, industri roti, dan bahan kosmetik. 
           

Keamanan
Sakarin mulai diteliti sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Ahli yang pertama kali menentang penggunaan sakarin, karena dianggap merugikan kesehatan; adalah Harvey Wiley. Menurut beliau, sakarin memang manis seperti gula pasir biasa, namun karena struktur kimianya yang menyerupai tar batubara; tetap saja yang dikonsumsi adalah tar batubara yang seharusnya tidak dimakan. Namun pernyataan terus dibantah keras oleh presiden Amerika Serikat saat itu, Theodore Roosevelt. Memang sejak pertama diperkenalkan secara luas kepada masyarakat sampai saat itu, belum ada efek buruk sebagai akibat konsumsi sakarin.
Sejak saat itu, keamanan penggunaan sakarin terus diperdebatkan sampai sekarang. Adapun bahaya yang ditimbulkan sakarin adalah efek karsinogenik. Pada sebuah penelitian di tahun 1977, mencit percobaan mengalami kanker empedu setelah mengkonsumsi sakarin dalam jumlah besar. Penentuan efek serupa pada manusia lebih sulit, karena sebagian besar produk makanan yang ada saat ini menggunakan beberapa pemanis buatan sekaligus. Penelitian oleh Weihrauch & Diehl (2004) menunjukkan bahwa konsumsi kombinasi pemanis buatan dalam jumlah besar (>1.6 gram/hari) meningkatkan risiko kanker empedu sebanyak hanya 1.3 kali lipat pada manusia. Namun pemanis manakah yang menimbulkan efek ini tidak diketahui. Setelah beberapa tahun meneliti, sebagian besar ahli akhirnya menyimpulkan bahwa sakarin tidak bersifat karsinogenik pada manusia. (Harvey Wiley).
Siklamat adalah salah satu jenis pemanis buatan yang cukup populer di Indonesia. Siklamat pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Michael Sveda dan Ludwig Audrieth dari University of Illinois pada tahun 1937. Pemanis buatan jenis siklamat merupakan garam natrium dari asam siklamat. Siklamat mempunyai sifat sangat mudah larut dalam air dan mempunyai tingkat kemanisan 30 kali dari gula. Rumus molekul siklamat adalah C6H11NHSO3Na. Rasa manis siklamat masih dapat dirasakan pada tingkat pengenceran 1 : 10 ( dalam liter ). Nama lain siklamat dalam perdagangan dikenal dengan sebutan antara lain: Assugrin, Sucaril dan Sucrosa   (Indriasari, 2008).
      Pemanis buatan dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan manusia. Efek negatif  tidak langsung seketika terjadi pada manusia  tetapi membutuhkan waktu lama karena terus berakumulasi di dalam tubuh manusia. Efek negatif  tersebut antara lain:  dapat merangsang pertumbuhan kanker kandung kemih, alergi, bingung, diare, hipertensi, impotensi, iritasi, insomnia, kehilangan daya ingat, migrain dan sakit kepala. Selain itu efek negatif pemanis buatan bagi anak-anak adalah merangsang keterbelakangan mental; hal ini terjadi karena otak masih dalam tahap perkembangan dan proses terakumulasi pemanis buatan pada jaringan syaraf (Indoforum, 2008).
E.     Alat dan bahan
1.      Alat :
a.       Corong pemisah 50 ml
b.      Pipet ukur 1 ml, 5 ml, 10 ml
c.       Cawan porselin
d.      Tabung reaksi
e.       Kompor listrik
f.       Pipet tetes
g.      Tabung reaksi
h.      Sendok penyu
i.        Corong kaca
j.        Pro pipet
k.      Pipet ukur
l.        Kertas saring

2.      Bahan :
a.       Sample air minum berwarna
b.      Eter
c.       Aquadest bebas alkohol
d.      NaOH 20%
e.       HCl 10%
f.       Asam sulfat pekat
g.      Kertas lakmus
h.      Sampel minuman yang mengandung siklamat.
i.        BaCl2
j.        HCl 10 %
k.      NaNO2


F.     Langkah kerja
1.      Pembuatan ekstrak eter
a.       Masukkan 25 ml sample sakarin kedalam corong pemisah 50 ml, kemudian diasamkan dengan HCL 10 %.
b.      Tambahkan 20 ml eter unutk mengektrasi.
c.       Setelah terbentuk 2 lapisan, yang berwarna dibunag sedangkan yang bening atau tidak berwarna ditampung kedalam 2 cawan porselin secara seimbang atau rata.
d.      Kemudian diuapkan sampai kering.
2.      Uji Rasa
a.       Merasakan ekstrak eter pada cawan 1 yang sudah kering.
3.      Uji Resorcinol
a.       Ekstrak eter pada cawan satunya ditambah sepucuk sendok resorcinol dan beberapa tetes (2-4) H2SO4.
b.      Diaduk hingga semuanya ekstrak larut.
c.       Dipanaskan di atas kompor listrik sampai warna hijau tua/coklat, lalu dinginkan.
d.      Ambil sebagian larutan, pindahkan ke tabung reaksi.
e.       Menambahkan 2-3 ml aquadest bebas alkohol dan tambahkan Na Oh 20 % sampai basa.
f.       Cek dengan kertas lakmus.
g.      Adanya warna hijau yang berpendar menunjukkan adanya sakarin.

2.      Pemeriksaan siklamat
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai saat praktikum.
b.      Membilas alat dengan aquades.
c.       Mengambil cairan sampel sebanyak 10 ml kemudian masukkan dalam tabung reaksi .
d.      Menambahkan sepucuk sendok kristal  BaCl2,kemudian di gojog dibiarkan 5 menit kemudian disaring. Filtrate dibagi dalam 2 tabung reaksi, salah satunya ditambah dengan HCl 10 % sampai asam dan sepucuk sendok kecil Kristal NaNO2.
G.    Data praktikum
1.      Adanya warna hijau yang berpendar menunjukkan adanya sakarin.
2.      Tabung yang di tambahkan reagen lebih keruh ( terdapat endapan putih ) dari pada yang tidak di tambah reagen.

H.    Pembahasan
Dalam melakukan uji kadar sakarin dalam minuman ringan ini kita hanya menggunakan sampel minuman sebesar 25 mL yang diambil dari 250 mL hasil pengenceran. Masukkan ke corong pisah lalu ditambah dengan 10 mL HCl pekat, kemudian ditambah eter lalu dikocok, pengocokan akan menimbulkan tekanan uap dalam corong pemisah naik. Tekanan dalam corong pemisah dapat dihilangkan dengan membuka tutup bagian atas atau bagian bawah ( ingat pada waktu ekstraksi corong pemisah harus dalam keadaan miring ). Berhati-hatilah jangan sampai tangan anda terkena eter karena tangan anda akan gatal. Karena berat jenis sakarin lebih besar dari eter maka sakarin terletak di bawah dan warna hijau yang berpendar itu menunjukkan adanya kandungan sakarin dalam sample.
Sampel sebanyak 10 ml ditambahkan sepucuk sendok Kristal BaCl2 kemudian di gojog dibiarkan 5 menit kemudian di saring. Filtrate di bagi menjadi 2 bagian salah satunya ditambah dengan HCl 10 % sampai asam dan sepucuk sendok kecil Kristal NaNO2. Pada tabung yang ditambahkan reagen hasilnya lebih keruh dan terdapat endapan keruh dari pada yang tidak di beri reagen.


I.       Kesimpulan
Dari sample air minum yang kami periksa menunjukkan hasil yang positif mengandung sakarin, karena adanya warna hijau yang berpendar.
Kesimpulan dalam percobaan ini yaitu, sampel positif mengandung siklamat.

No comments:

Post a Comment